ARTIKEL GURU
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA YANG RENDAH
PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF OTOMATISASI DAN TATA KELOLA KEUANGAN KELAS XII
SMK NEGERI 1 WONOGIRI
Oleh : Satrio Indra Febriantoro, S.Pd
Guru Mapel Produktif Program Keahlian Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran
SMK Negeri 1 Wonogiri
Pendidikan merupakan usaha sadar untuk mempengaruhi peserta didik agar mampu mengembangkan dan mengaktualisasikan potensi-potensi yang dimiliki agar mampu menjalani hidup dengan sebaik-baiknya.
Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan yang di dalamnya terdapat unsur-unsur edukasi, sosialisasi maupun transformasi ilmu pengetahuan yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didiknya. Hal ini tentunya membawa konsekuensi kepada guru untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya.
Seiring dengan tanggung jawab guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan maka seorang guru harus menguasai dan memiliki keterampilan dalam mengajar dengan baik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dalam melaksanakan pembelajaran guru harus pandai mengembangkan seluruh potensi kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa serta memiliki strategi dan menguasai metode mengajar khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Guru Sekolah Menengah Kejuruan ketika melakukuan proses pembelajaran dituntut untuk mampu menerapkan model dan metode pembelajaran dengan tepat dan berinovasi menggunakan berbagai media pembelajaran berbasis Informasi Teknologi. Hal ini perlu dilakukan oleh guru era modern agar mampu mendorong siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir, mengasah pengetahuan maupun keterampilan.
Salah satu cara untuk menciptakan pembelajaran yang dapat mengembangkan kreativitas, aktivitas, pengetahuan, pemahaman, keterampilan siswa dalam proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based learning untuk meningkatkan hasil belajar yang rendah, pada mata pelajaran produktif Otomatisasi dan tata Kelola Keuangan kelas XII materi aktivitas kas kecil. Alasan pemilihan model pembelajaran ini karena saat penyampaian materi awal tahun ajaran, masih terdapat beberapa siswa yang kurang fokus dan bergurau sendiri saat guru mengajar. Masa transisi pasca daring, guru belum menemukan treatment yang tepat dalam meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. Hal itu tentunya berdampak pada menurunnya hasil belajar siswa. Penurunan pengetahuan dan hasil belajar diketahui saat guru memberikan tugas untuk mengerjakan soal kepada seluruh siswa kelas XII OTKP 2 dengan jumlah 36 anak, terlihat hanya sekitar 41,6% (14 siswa) yang mendapatkan nilai rata-rata di atas KKM (80). Sedangkan sisanya 58,4% (22 siswa) belum mampu mendapatkan nilai KKM karena tidak menguasai materi dan minim pengetahuan. Melihat permasalahan di atas penulis segera melakukan evaluasi, kemudian pada pertemuan selanjutnya memilih menerapkan model pembelajaran Problem Based learning.
Penentuan solusi didasarkan pada alasan Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sangat tepat dan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran OTK Keuangan. Siswa lebih tergerak untuk mencari solusi dari permasalahan yang diberikan. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menstimulus siswa untuk aktif dalam pembelajaran yang berorientasi pada kegiatan praktik. Siswa akan lebih cepat menyelesaikan tugas karena lebih terorganisir. Siswa distimulus dalam menganalisis permasalahan dengan dasar pengetahuan dari berbagai macam sumber. Dampak dari penerapan model pembelajaran tersebut akhirnya mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Menurut Harapit, S (2018), Kemampuan pemecahan masalah dan motivasi belajar peserta didik yang rendah menjadi permasalahan yang harus segera dicarikan solusinya. Model pembelajaran problem based learning (PBL) memiliki peran dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik dengan cara: 1) Memberikan permasalahan kepada siswa dimana permasalahan tersebut berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, 2) Guru mengorganisasikan siswa dalam beberapa kelompok, 3) Guru membantu siswa mengorganisasikan tugas belajar sesuai dengan masalah, 4) Siswa mengumpulkan pengetahuan dan melakukan percobaan sesuai dengan pemecahan masalah yang diberikan, 5) Siswa mengembangkan dan menyajikan hasil karya yang berupa suatu program
Adapun langkah-langkah pembelajarannya yaitu: 1) Guru memberikan orientasi, apersepsi, motivasi, acuan, 2) Guru menyampaikan ringkas materi dalam bentuk Powerpoint & modul ajar serta video terkait aktivitas kas kecil, 3) Guru memberikan beberapa pertanyaan terkait dengan power point & video yang telah ditampilkan, 4) Siswa diminta untuk membentuk kelompok dan bergabung sesuai dengan kelompoknya, 5) Guru memberikan LKPD kepada masing-masing kelompok, 6) Siswa diminta untuk berdiskusi agar mendapatkan klarifikasi tentang pemecahan masalah dari kejadian faktual yang terkait dengan aktivitas kas kecil, 7) Siswa dipersilahkan mencari informasi melalui Buku, media digital interaktif maupun sumber lain yang relevan dari internet, 8) Guru memilih kelompok secara acak untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok, 9) Di akhir kegiatan guru memberikan penguatan, motivasi, apresiasi, evaluasi serta refleksi
Langkah-langkah pembelajaran melalui model pembalajaran Problem Based Learning akhirnya mampu meningkatkan aktivitas, kreativitas dalam berpikir, keterampilan, pemahaman, pengetahuan, dan hasil belajar. Hal tersebut bisa terjadi karena proses pemahaman anak dari yang awalnya tidak mengerti materi berkat bantuan dari anggota kelompoknya otomatis anak tergerak dan lebih termotivasi untuk fokus menyelesaikan permasalahan yang diberikan karena merasa ada kompetisi dengan lawan kelompoknya.
Peningkatan hasil belajar dapat dilihat saat diadakan ulangan harian kepada seluruh siswa kelas XII OTKP 2. Dari siswa sebanyak 36 anak, 91,6% (33 siswa) mampu belajar aktif, kreatif, menguasai materi, dan pengetahuan sehingga mendapatkan nilai rata-rata di atas KKM (80), tinggal 8,4% (3 siswa) yang belum mencapai nilai KKM (80).
***
Leave a Reply