PEMBUATAN AKSARA REKAN DALAM BENTUK LITERASI DENGAN PENAMBAHAN RENGGAN SEBAGAI SARANA MENGENALKAN BUDAYA LOKAL

Ana Indrias Triningsih, S.Pd
Budaya baru yang lahir dari globalisasi di berbagai bidang menjadikan kemajuan dalam teknologi informasi dan telekomunikasi sehingga mampu mendekatkan jarak dan waktu memberikan pengaruh positif dan negatif pada tatanan budaya masyarakat Indonesia tak terkecuali pada pelajar. Identitas bangsa yang terimbas dari adanya arus globalisasi pada bidang pendidikan dan kebudayaan tidak dapat dielakkan, padahal masalah identitas bangsa menjadi salah satu kekuatan dalam bidang pendidikan dan juga bidang budaya. Karena itu jati diri bangsa harus tetap diperjuangkan agar tidak mengalami kelunturan seiring dengan masuknya berbagai informasi dari luar
Arus globalisasi bidang pendidikan dan kebudayaan menimbulkan masalah identitias kebangsaan, dantidak memungkinkan bagi bangsa Indonesia untuk mengelak dari akibat yang ditimbulkan. Identitas bangsa menjadi satu kekuatan utama dalam bidang pendidikan dan kebudayaan itu sendiri. Jati diri bangsa Indonesia agar nantinya tidak luntur seiring dengan masuknya informasi dari luar harus diperjuangkan karena tidak menutup kemungkinan pengaruh negatif dari era keterbukaan dan kebebasan akan merongrong dan merusak budaya bangsa Indonesia apabila kita lengah dan terlena dengan berbagai kemajuan yang ada. Menolak adanya globalisasi bukan cara yang tepat karena tindakan ini akan mengakibatkan terhambatnya kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya. Langkah terpenting adalah perlunya kecerdasan dalam menyikapi dan menyaring efek negatif dari globalisasi itu sendiri.
Tidak dapat dipungkiri, besarnya arus globalisasi di Indonesia menjadikan budaya bangsa Indonesia khususnya budaya lokal terkikis sedikit demi sedikit. Terkikisnya budaya lokal disebabkan mewabahnya berbagai budaya asing yang menjadikan eksistensi budaya lokal yang sarat makna ikut terkikis juga, karena itu eksistensi budaya lokal dapat tetap utuh dan kukuh, salah satunya dengan jalan mempertahankan keberadaan budaya lokal itu sendiri. Dapat diperhatikan, berbagai fenomena pelajar yang lebih menyukai budaya asing dibandingkan budaya sendiri perlu menjadi satu kewaspadaan bagi guru sebagai tenaga pendidik untuk memberikan sumbangsih pemikiran dan tenaga dengan berupaya mengangkat dan melestarikan budaya lokai sebagai bagian dalam proses pembelajaran bahasa jawa di sekolah. Ada banyak hal yang dapat masuk kategori dalam budaya lokal salah satunya adalah huruf Jawa atau yang lebih dikenal dengan Aksara Rekan. Aksara Rekan salah satu karya sastra yang dapat digunakan sebagai bahan ajar dan membantu siswa mengenali kearifan lokal wilayahnya. Aksara rekan adalah hasil budaya tulis dari suku Jawa yang terdiri dari lima aksara Aksara Jawa rekan adalah jenis aksara jawa yang digunakan untuk penulisan huruf serapan dan kebanyakan berasal dari bahasa Arab. Aksara rekanjumlahnya ada lima, bentuk aksara Jawa rekan yaitu kha, za,dza, fa lan gha. Aksara Rekan memiliki aturan penulisan yang berbeda. Hadirnya Aksara Rekan ditengah-tengah budaya yang berkembang menjadi media menyampaikan pesan moral bagi dunia pendidikan guna menanamkan pendidikan karakter yang baik sebagai upaya membekali siswa menjadi insan yang lebih baik. Aksara Rekan muncul karena aksara yang ada (hanacaraka) tidak memenuhi kebutuhan penulisan.
Siswa jaman sekarang, semakin jauh dalam memahami dan mengetahui tentang Aksara Rekan yang merupakan satu dari berbagai kategori budaya lokal. Siswa lebih senang menulis huruf Mandarin sehingga tidak dipungkiri banyak siswa yang tidak dapat menulis Aksara Rekan. Jangankan menulis, mengetahui asal muasal terjadinya Aksara Rekanpun, hanya segelintir siswa dari begitu banyak siswa yang memiliki pengetahuan atau setidaknya pernah membaca penggalan cerita asal muasal Aksara Rekan, sisanya yang merupakan sebagian besar akan menjawab sedikit tahu, pernah mendengar tapi kurang suka dan sudah lupa-lupa ingat, bahkan ada yang tidak tahu sama sekali dan belum pernah membaca atau mendengarkan cerita tentang asal muasal Aksara Rekan. Benar kata pepatah, tidak kenal maka tidak sayang, karena ketidak tahuan dan ketidakminatan siswa, mengakibatkan eksistensi kearifan lokal yang ada pada Aksara Rekan juga tidak pernah melekat dalam benak siswa. Sudah seharusnya budaya lokal diperkenalkan kepada anak-anak kita dan sudah benar langkah dari pemerintah dalam menyusun kurikulum pada tingkat pendidikan menegah mengintegrasikan budaya lokal ke dalam mata pelajaran bahasa jawa melalui pengenalan Aksara Rekan berkelanjutan. Pengenalan Aksara Rekan berkelanjutan adalah salah satu sarana dan juga upaya yang memungkinkan terjadinya komunikasi, yang dapat diekspresikan dengan penyusunan tugas membuat Aksara Rekan dalam bentuk literasi Aksara Rekan dengan menambahkan Renggan atau bingkai penghias Aksara Rekan dan diwarnai sesuai keinginan siswa sehingga menjadi lebih menarik. Karena itu sangat diperlukan berbagai de kreatifitas dan inovasi sebagai upaya mengenalkan hasil-hasil budaya lokal yang dikemas supaya diterima serta dipelajari oleh siswa secara global. Bahasa Jawa tidak hanya sebagai mata pelajaran di kurikulum saja, tetapi siswa juga dapat berpikir lebih luas dan berwawasan secara holistik bahwa bahasa Jawa dalam materi Aksara Rekan harus dikenalkan pada siswa yang menjadi generasi awal dalam pendidikan secara integral karena Aksara Rekan juga sebagai salah satu penyampai pesan moral dalam dunia pendidikan sebagai upaya menanamkan pendidikan karakter yang baik yang nantinya mampu membekali siswa menjadi insan yang memiliki satu nilai lebih. Pelajar sebagai generasi muda dapat meningkatkan minat membaca Aksara Rekan sekaligus mencintai salah satu budaya bidang kesusastraan Jawa melalui ilustrasi yang dapat digunakan sebagai bahan ajar dan membantu siswa mengenali kearifan lokal. Aksara Rekan juga dapat menumbuhkan kecerdasan emosional serta imajinasi dan daya kreatif serta daya ingat yang ada pada diri siswa. Aksara Rekan sebagai salah satu kearifan lokal yang dimiliki ternyata memiliki nilai positif yang berguna bagi perkembangan dan karakter pelajar dan dapat menumbuhkan kecintaan terhadap budaya daerah.
Pembuatan Aksara Rekan dalam bentuk literasi Aksara Rekan dengan menambahkan renggan atau bingkai penghias Aksara Rekan, guru dapat mengenalkan budaya nusantara khususnya budaya lokal kepada siswa, juga dapat mengambil petuah dan maksud yang terkandung sebagai salah satu upaya melakukan pendidikan karakter. Siswa sudah sewajarnya untuk dikenalkan pada budaya lokal untuk mengenali lingkungannya, bukan malah dibiarkan secara bebas mempelajari budaya-budaya asing yang sebetulnya belum waktunya untuk dilihat, sehingga memberikan dampak kemerosostan karakter pada diri siswa. Melalui pengenalan budaya lokal, maka siswa dapat mencintai budayanya sendiri.
Guru melakukan berbagai upaya dalam memberikan sumbangsih gagasan mengenai pengembangan kearifan lokal dalam pembelajaran bahasa Jawa materi Aksara Rekan dengan membuat Aksara Rekan dalam bentuk literasi dengan menambahkan renggan sehingga hasil karya siswa dapat dijadikan sebagai salah satu sumber materi pembelajaran sastra Jawa sehingga pembuatan Aksara Rekan dalam bentuk literasi Aksara Rekan dengan menambahkan renggan dapat dijadikan alternatif sumber bahan ajar oleh guru pada saat melakukan proses pembelajaran. Karena itu sangat diperlukan pemikiran kreatif dan inovasi guna mengenalkan hasil-hasil budaya lokal yang dikemas supaya diterima serta dipelajari oleh siswa secara global. Diharapkan upaya guru mengenalkan budaya lokal melalui sumber belajar untuk mengenalkan budaya lokal melalui kegiatan pembelajaran dengan mengefektifkan fungsi media dalam pembelajaran bagi siswa dapat memberikan pemahaman tentang hasil-hasil budaya setempat kepada siswa. Pemanfaatan media merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru sebagai sarana memperkenalkan budaya lokal dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu, guru perlu menetapkan media pembelajaran yang dapat diterima oleh siswa dengan revitalisasi budaya lokal dalam era globalisasi. Model pengenalan budaya melalui pembuatan Aksara Rekan dalam bentuk literasi Aksara Rekan dengan menambahkan renggan diharapkan dapat mengembangkan konsep pendidikan lintas budaya dengan karakter-karakter budaya daerah melalui kajian ilmu pengetahuan, bahasa dan seni.
Peran guru sebagai pendidik sangat diperlukan untuk kembali memperkenalkan Aksara Rekan kepada siswa-siswinya dengan tujuan mempelajari kearifan lokal yang juga bermanfaat untuk membentuk karakter dan juga budi pekerti siswa. Karena itu, dengan memasukkan pembuatan Aksara Rekan dalam bentuk literasi Aksara Rekan dengan menambahkan renggan dalam pembelajaran, akan sangat efektif untuk mengenalkan budaya lokal terutama dalam diri siswa karena pembuatan Aksara Rekan dalam bentuk literasi Aksara Rekan dengan menambahkan renggan adalah salah satu produk siswa sendiri yang dapat memperkaya media pembelajaran.
Leave a Reply